Gabapentin obat apa?
Gabapentin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang parsial pada penderita epilepsi. Namun obat ini bukan untuk menyembuhkan epilepsi melainkan hanya mengatasi gejala kejangnya saja. Selain itu, obat ini juga digunakan sebagai terapi untuk mengatasi nyeri neuralgia postherpetik serta nyeri akibat kerusakan saraf atau neuropati dan sindrom kaki gelisah.
Gabapentin mengurangi kejang dengan langsung mempengaruhi area rangsang kejang di otak. Senyawa obat yang strukturnya mirip dengan neurotransmiter GABA ini dapat berinteraksi dengan neuron kortikal pada bagian kanal kalsium sensitif-tegangan di otak. Sehingga mengurangi pelepasan neurotransmiter monoamina yang dapat mengurangi respon kejang.
Ringkasan Obat Gabapentin
Jenis obat | Antikonvulsan (antikejang), Antiepilepsi, mengatasi nyeri neuropati |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Sebagai obat antikejang untuk perawatan epilepsi, meredakan nyeri akibat neuropati (kerusakan saraf), mengatasi sindrom neuralgia postherpetik, serta sindrom kaki gelisah |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Sediaan | Kapsul: 300 dan 100 mg |
Merek | Simtin, Gabapentin, Alpentin, Neurosantin, Sipentin, Gabasant 300, Nepatic, Opipentin, Repligen, Galepsi, Neurontin, Gabesco, Epiven, Gabexal, Ganin, Tineuron, Nopantin, Gapenal |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Gabapentin
Fungsi Gabapentin dalam tubuh adalah sebagai pereda kejang serta nyeri akibat gangguan fungsi persarafan. Senyawa obat yang strukturnya mirip dengan neurotransmiter GABA ini dapat berikatan dengan subunit alpha-2-gama-1 dari kanal kalsium di otak, akibatnya terjadi modulasi pelepasan neurotransmiter yang berpartisipasi dalam epileptogenesis dan nosisepsis, akibatnya gejala kejang dapat dikurangi.
Sementara efek Gabapentin yang dapat meringankan nyeri akibat keruskan fungsi saraf didapat dari kemampuan senyawa ini mempengaruhi sistem noradrenergik dan menghasilkan aktivasi reseptor alpha-adrenergik di tulang belakang. Selain itu Gabapentin juga dapat berikatan dan mengaktifkan reseptor adenosi A1, sehingga nyeri akibat neuropati dan neuralgia dapat dikurangi.
Indikasi dan Kegunaan Gabapentin
Gabapentin digunakan untuk meredakan dan mencegah kekambuhan kejang serta meredakan nyeri akibat gangguan fungsi saraf seperti pada beberapa kondisi berikut ini:
- Meredakan dan mencegah kejang parsial pada penderita epilepsi.
- Meredakan nyeri neuropati.
- Meredakan neuralgia postherpetik.
- Mengatasi sindrom kaki gelisah.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi saat mengonsumsi Gabapentin tidak boleh mengonsumsi obat ini.
Dosis Gabapentin dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Gabapentin mengatasi kejang parsial epilepsi
- Dosis dewasa: pemberian awal 300 mg sekali sehari pada hari pertama, kemudian 300 mg 2 kali sehari pada hari ke 2, dan 300 mg 3 kali sehari pada hari ke 3. Dosis juga dapat ditingkatkan setelah penggunaan 2-3 hari sesuai respon dan toleransi dari pasien. Dosis efektif 900 – 3.600 mg per hari. Dosis yang tinggi harus dibagi dalam beberapa dosis per hari.
- Dosis anak-anak: Umur lebih dari 6 tahun: pemberian awal 10-15 mg/kg per hari, dapat ditingkatkan setelah 2-3 hari penggunaan hingga dicapai dosis yang efektif. Dosis harian efektif 25-35 mg/kg per hari, maksimal 50 mg/kg berat badan per hari.
Dosis Gabapentin mengatasi nyeri neuropati
- Dosis dewasa: pemberian awal 300 mg sekali sehari pada hari pertama penggunaan, 300 mg 2 kali sehari pada hari ke dua, 300 mg 3 kali sehari pada hari ke tiga. Maksimal dosis 3.600 mg per hari.
Dosis Gabapentin untuk mengatasi neuralgia postherpetik
- Dosis dewasa: 600 mg sekali sehari digunakan pagi hari selama 3 hari dan dapat ditingkatkan hingga 600 mg dua kali sehari.
Dosis Gabapentin untuk mengatasi sindrom kaki gelisah
- Dosis dewasa: untuk kondisi sedang hingga berat 600 mg sekali sehari dikonsumsi pada sore hari.
Aturan pakai:
- Obat ini dapat dikonsumsi setelah atau sebelum makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Gabapentin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Gabapentin
Gabapentin umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Gabapenting meliputi:
- Mulut kering.
- Mual dan muntah.
- Perut kembung, sembelit, dispepsia.
- Otitis media.
- Vertigo.
- Gangguan fungsi darah.
- Efek neuropsikiatri seperti emosi tidak stabil dan keinginan bunuh diri.
- Pankreatitis.
- Depresi pernapasan.
Efek Overdosis Gabapentin
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Gabapentin dapat berupa pusing dan kantuk parah, penglihatan ganda, bicara cadel, diare, hingga kehilangan kesadaran. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi Gabapentin.
- Hati-hati penggunaan pada penderita kejang campuran, gangguan fungsi pernapasan, penyakit pernapasan atau neurologis, memiliki riwayat penyalahgunaan obat terlarang atau alkohol.
- Hindari penggunaan bersamaan dengan obat jenis opioid.
- Hindari penarikan mendadak karena obat dapat memicu sindrom ketergantungan.
- Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada anak-anak dan lansia, penderita gangguan fungsi ginjal (penyesuaian dosis mungkin diperlukan), ibu hamil dan menyusui.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Gabapentin untuk ibu hamil?
Gabapentin merupakan salah satu obat antiepilepsi yang masuk kategori C untuk ibu hamil. Obat kategori ini menandakan studi bahan aktifnya pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari atau hanya jika sangat dibutuhkan saja dan dalam pengawasan dokter.
Bolehkah Gabapentin untuk ibu menyusui?
Gabapentin diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko mengganggu kesehatan bayi yang menyusu. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dihindari selama masa menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Gabapentin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Gabapentin dengan obat-obat berikut:
- Antasida, menurunkan efektivitas Gabapentin dengan mengganggu penyerapannya di saluran cerna.
- Opioid (seperti morfin), meningkatkan risiko penekanan pada susunan saraf pusat seperti sedasi, mengantuk dan depresi pernapasan.
- Cimetidine, dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.